Minggu, 09 September 2018

UNSUR SENI RUPA

UNSUR SENI RUPA


A.  UNSUR FISIK


Unsur fisik yang dimaksudkan di sini adalah unsur-unsur yang dapat ditangkap dan diidentifikasi secara kasat mata seperti bentuk, warna, tekstur, dan ruang, yang disusun (diorganisasikan) secara artistik (mempertimbangkan prinsip penyusunan) hingga membentuk wujud baru yang disebut seni rupa.

1. Bentuk

Bentuk sebagai salah satu unsur fisik seni rupa dapat berupa titik, garis, bidang, dan gempal. Berikut ini dijelaskan jenis bentuk tersebut.

a. Titik

Titik, titik adalah suatu bentuk kecil yang tidak mempunyai dimensi. Raut titik yang paling umum berupa bundaran sederhana. Namun, titik bila dibesarkan (di-zoom) memiliki raut dapat berupa bundaran, mampat, tak bersudut, bujur sangkar, segi tiga, lonjong, dll. Contoh raut titik apabila diperbesar dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.


Gbr.4: Raut titik bila diperbesar

b. Garis

Garis adalah suatu hasil goresan nyata atau batas limit suatu benda, ruang, rangkaian massa, dan warna. Raut garis secara umum dapat dibedakan atas lurus, lengkung, dan bertekuk/patah. Oleh karena garis mempunyai lebar, tubuhnya dibatasi  oleh  dua  sisi,  maka  berdasarkan  ukuran  tubuhnya dapat pula dibedakan atas garis tebal dan garis tipis. Setiap jenis garis memiliki karakter dan dapat menyimbolkan sifat atau keadaan tertentu sebagai salah satu unsur bahasa rupa. Penyimbolan  garis  biasanya  menggunakan pendekatan asosiatif.

1) Garis lurus, terdiri atas garis horizontal, garis vertikal, garis diagonal
a) Garis horizontal

Gbr.5: Garis horizontal


Gbr.6: Garis vertikal

Garis  horizontal  atau  garis  mendatar  pada  umumnya diibaratkan dengan permukaan air atau cakrawala yang datar. Selain itu, karena arahnya yang datar sering pula diasosiasikan dengan benda-benda yang berbaring, rebah terlentang, atau yang sedang istirahat. Oleh karena itu, garis horizontal memiliki karakter atau kesan tenang, damai, pasif, dan kaku. Dengan karakter yang dimiliki tersebut sehingga garis horizontal biasa digunakan untuk melambangkan ketenangan, kedamaian, dan kemantapan.

b) Garis vertikal

Garis vertikal atau garis tegak diasosiasikan dengan benda- benda yang berdiri tegak lurus seperti batang pohon, orang berdiri, tugu, gedung tinggi, dan lain-lain. Oleh karena itu, garis vertikal mengesankan keadaan tak bergerak, seimbang, statis, kaku, dan kuat. Dengan kesan seperti itu, garis vertikal biasa digunakan untuk melambangkan kestabilan/keseimbangan, kemegahan,  kekokohan, kekuatan, kejujuran, keteguhan, dan kemasyhuran.

c)  Garis diagonal


Garis diagonal atau garis miring ke kanan atau ke kiri sering diasosiasikan dengan benda-benda seperti pohon atau tiang yang hampir rebah, orang berlari, dan lain-lain yang mengesankan keadaan tidak seimbang dan menimbulkan gerakan  akan  jatuh.  Oleh  karena  itu,  garis diagonal  memiliki kesan bergerak, dinamis, tidak seimbang, dan lincah. Dengan kesan seperti itu, garis diagonal biasa digunakan untuk melambangkan kedinamisan, kegesitan, dan kelincahan.

2) Garis lengkung, dapat dibedakan atas garis lengkung tunggal dan  garis lengkung majemuk.
a) Garis lengkung tunggal

Garis lengkung tunggal dibedakan atas garis lengkung kubah, garis lengkung busur, dan garis lengkung mengapung. Garis lengkung diasosiasikan dengan keadaan mengapung, gumpalan asap atau awan, buih sabun, balon, dan semacamnya. Oleh karena itu, garis lengkung mengesankan gaya mengapung, ringan,   dan   dinamis.   Dengan   kesannya   seperti   itu,   garis lengkung biasa digunakan untuk melambangkan kemegahan, kekuatan, dan kedinamisan.

b) Garis lengkung ganda

Garis lengkung lengkung ganda atau majemuk memiliki kesan lemah gemulai, sehingga biasa diasosiasikan dengan gerakan ombak   atau   gerakan   sesuatu   yang   berkesan   lincah   atau dinamik. Dengan kesannya seperti itu, garis lengkung ganda biasa digunakan untuk melambangkan keindahan, kedinamisan, dan keluwesan.

3) Garis zig-zag

Garis  zig-zag  pada  dasarnya  adalah  garis  lurus  yang  dibuat patah-patah hingga membentuk sudut runcing. Dengan bentuknya yang demikian, garis jenis ini sering diasosiasikan dengan petir/kilat, letusan, retakan, atau sistuasi yang mengesankan tidak stabil, dinamis, atau berbahaya. Dengan kesan dan karakter seperti itu sehingga garis ini zig-zag lazim digunakan untuk menyimbolkan keadaan berbahaya, semangat, atau kengerian.


Gbr.7: Garis diagonal


Gbr.8: Garis lengkung tunggal


Gbr.9: Garis lengkung ganda

Gbr.10: Garis zig-zag

c.  Bidang

Bidang adalah suatu bentuk pipih tanpa ketebalan, hanya mempunyai dimensi pajang dan lebar (luas), mempunyai kedudukan dan arah serta dibatasi oleh garis, lazim disebut sebagai bentuk dua dimensi. Raut bidang meliputi bidang geometri, organis, bersudut, gabungan, tak beraturan, dan kebetulan. Pada karya dua dimensi, bidang tidak hanya yang menampilkan bentuk atau gambar (pictorial space) tetapi juga berupa bidang kosong atau latar dari bentuk/gambar (blank space). Pengorganisasian bidang pada karya seni rupa banyak terjadi terutama pada karya dua dimensi. Contoh bidang dan
pengaturannya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

a

b
c                                                                                   d
e                                                                                     f

Gbr.11: a.bentuk geometri; b. bentuk organik; c. bentuk bersudut; d. bentuk gabungan; e. bentuk tak beraturan; f. bentuk kebetulan

a. Lukisan abstrak                                                                                b. desain grafis

d. Gempal/volume

Gempal  adalah  bentuk  yang  mempunyai  dimensi  ketebalan atau kedalaman (volume) di samping panjang dan lebar, yang lazim disebut sebagai bentuk tiga dimensi. Gempal bisa padat dan bisa berongga. Bentuk gempal juga beraneka macam, namun secara garis besar dapat dibedakan atas gempal kubistis, silindris, gabungan, dan variatif. Pada karya seni rupa dua dimensi, gempal yang tampak bersifat semu karena hanya terlihat seolah-olah ada volume padahal kenyataanya tidak ada. Namun demikian, unsur ini tetap menjadi pembentuk pada sebuah karya seni rupa. Contog gempal/volume dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.

a                                                                 b                                                             c

Gbr.13 (a, b, c): Contoh bentuk dasar geometris yang menunjukkan gempal/volume

a                                                                                                                      b



Gbr.14 (a, b): Contoh karya seni rupa yang menunjukkan gempal/volume

2. Warna

Warna menurut ilmu fisika adalah kesan yang ditimbulkan oleh cahaya   pada   mata.   Menurut   ilmu   bahan,   warna   adalah semacam zat berupa pigmen (dalam bahasa Inggeris, pigmen = zat warna). Ada dua hal penting yang dikemukakan pada bagian ini berkaitan dengan warna sebagai salah satu unsur utama dalam karya seni rupa, yakni peran dan klasifikasi warna.

a. Peran Warna

Ada tiga peran warna yang lazim ditemukan dalam penerapannya  pada  karya  seni  rupa,  warna  sering  tampil dengan mememerupakan salah satu unsur utama dan penting karena memiliki peran sebagai berikut:

1) Warna mewakili alam

Warna dapat berperan mewakili alam dalam seni rupa terutama untuk menggabarkan objek alam. Penggambaran pohon misalnya akan tampak seperti senyatanya dengan pemberian warna   hijau   pada   daunnya   dan   coklat   pada   batangnya. Demikian pula dengan penggambaran langit dengan warna biru, penggambaran matahari dengan warna merah atau jingga, dan sebagainya.

2) Warna sebagai simbol

Warna dapat berperan sebagai simbol apabila digunakan untuk melambangkan sifat, keadaan, atau suasana tertentu. Contoh peran warna sebagai simbol banyak digunakan pada bendera dan logo. Pada bendera kebangsaan RI (merah-putih) misalnya, warna merah digunakan untuk menyimbolkan sifat berani dan putih menyimbolkan keadaan suci. Beberapa jenis warna serta sifat, keadaan, atau suasana yang biasa disimbolkannya, di antaranya sebagai berikut:

Merah : berani,    semangat,    gairah,    cinta,    marah,    panas, menyala, riang, manis, dan berkobar-kobar
Jingga  : kekeringan,    kebahagiaan,    bercita-cita,    riang,    dan
gembira

Kuning : mulia, keagungan, ketinggian martabat, luhur, mahal, bijaksana, riang, setia
Hijau   : harapan, muda, tumbuh, subur, damai
Biru     : setia,   kebenaran,   misteri,   damai,   simpatik,   dingin, tenang, terpercaya
Nila      : sedih, kematian, kebesaran, romantis
Ungu   : misterius, berduka
Coklat : tabah, atabil, subur
Putih   : suci, murni, sedih, pasif, ringan, menyerah
Hitam  : gelap,     kematian,     berat,     menyerah,     berkabung, kesungguhan

3) Warna mewakili dirinya

Warna berperan mewakili dirinya sendiri bila dipergunakan sekadar menampilkan warna itu, tidak mewakili alam dan tidak untuk melambangkan sesuatu, atau dengan kata lain ia tampil otonom.  Contoh  penggunaan  warna  yang  mewakili  dirinya dapat dilihat pada berbagai jenis benda, misalnya warna rumah, warna kendaraan, warna pakaian, dsb.

b. Klasifikasi Warna

Warna dalam bidang seni rupa lazim dikenal atas lima golongan atau tingkatan, yakni warna primer, warna skunder, warna intermediate,   warna   tersier,   dan   warna   kuarter.   Setiap golongan tersebut adalah sebagai berikut:

1)    Warna Primer (Primary Color)
Warna primer biasa pula disebut warna dasar, warna pertama, atau warna pokok, yaitu warna yang terjadi bukan dari hasil percampuran  warna  lain. Warna yang termasuk golongan  ini adalah merah, kuning, dan biru. Warna ini disebut warna pokok karena warna inilah yang digunakan sebagai bahan pokok yang dicampur untuk menghasilkan warna lain.

2)    Warna Sekunder (Secondary Color)
Warna skunder biasa pula disebut warna kedua, yaitu warna yang  lahir  dari  hasil  percampuran  dua  warna primer.  Warna yang termasuk golongan ini adalah:

- Jingga/Orange,  yakni  hasil  percampuran  warna kuning dengan merah
- Hijau,  yakni  hasil  percampuran  warna  kuning  dengan biru
- Ungu/Violet,  yakni  hasil  percampuran  warna  merah dengan biru.

3)    Warna Tengah (Intermediate Color)
Warna tengah biasa pula disebut warna perantara, yaitu warna yang berada antara warna primer dengan warna sekunder, atau percampuran   antara   satu   warna   primer   dan   satu   warna sekunder yang berdekatan pada lingkaran warna. Warna yang termasuk golongan ini adalah:
- Hijau   kekuning-kuningan,   yakni   warna   yang   berada antara hijau dengan kuning.
- Jingga  kekuning-kuningan,  yakni  warna  yang  berada antara jingga dengan kuning.
- Jingga  kemerah-merahan,  yakni  warna  yang  berada
antara jingga dengan merah.
- Ungu   kemerah-merahan,   yakni   warna   yang   berada antara ungu dengan merah.
- Hijau  kebiru-biruan,  yakni  warna  yang  berada  antara hijau dengan biru.
- Ungu  kebiru-biruan,  yakni  warna  yang  berada  antara ungu dengan biru.

4)    Warna Tersier (Tertiary Color)
Warna tersier atau warna ketiga adalah hasil dari percampuran dua warna sekunder, yang terdiri atas tiga warna coklat, yakni:
- Coklat   kekuning-kuningan   (siena   mentah   /   kuning tersier), yaitu hasil percampuran warna jingga dengan kuning.
- Coklat kemerah-merahan (siena bakar / merah tersier),
yaitu hasil percampuran warna jingga dengan ungu.
- Coklat  kebiru-biruan  (siena  sepia  /  biru  tersier),  yaitu hasil percampuran warna hijau deng an ungu.

5)    Warna Kuarter (Quartenary Color)
Warna kuarter atau warna keempat adalah hasil percampuran dua warna tersier (warna ketiga), yang terdiri atas tiga warna coklat yang berbeda dengan coklat sebelumnya, yaitu:
- Coklat  kejingga-jinggaan  (jingga  kuarter),  yaitu  hasil percampuran coklat kekuning-kuningan (kuning tersier) dengan coklat kemerah-merahan (merah tersier).
- Coklat    kehijau-hijauan    (hijau    kuarter),    yaitu    hasil
percampuran coklat kebiru-biruan (biru tersier) dengan coklat kekuning-kuningan (kuning tersier).
- Coklat   keungu-unguan   (ungu   kuarter),   yaitu   hasil percampuran coklat kemerah-merahan (merah tersier)
dengan coklat kebiru-biruan (biru tersier).

Daerah Warna Panas

Daerah Warna Dingin



Gbr.15: Klasifikasi Warna, dari luar:
-  Lingkaran pertama: warna primer
-  Lingkaran kedua: warna skunder
-  Lingkaran ketiga: warna tengah
-  Lingkaran keempat: warna tersier
-  Lingkaran kelima: warna kuarter

Gbr.16: Lingkaran Warna

3. Tekstur/Barik

Tekstur atau barik adalah nilai raba suatu permukaan. Nilai raba suatu permukaan terdiri atas kasar (tekstur kasar) dan halus (tekstur  halus).  Namun  secara  visual  tekstur  kasar  maupun halus ada yang bersifat semu, artinya berbeda kesan yang dirasakan bila dipandang dengan kesan yang dirasakan bila diraba. Berdasarkan sifat itu, tekstur kasar maupun halus ada yang disebut nyata dan ada pula yang disebut semu. Tekstur pada sebuah karya biasanya diadakan untuk memberikan efek
tertentu pada permukaan atau penampakan karya tersebut.

Gbr.17: Tekstur kasar pada kulit batang pohon

Gbr.18: Tekstur halus pada permukaan kertas


Gbr.19: Penggunaan tekstur kasar pada seni lukis

4. Ruang

Belvin (1980) membedakan ruang antara ruang nyata (actual space) dan  ruang gambar (pictorial space) atau  ruang maya. Ruang  nyata  adalah  ruang  yang  tampak  secara  visual  serta dapat dirasakan dan diraba. Ruang nyata dapat berwujud dua dimensi atau tiga dimensional. Contoh ruang nyata dua dimensi adalah bidang yang biasa ditempati menulis atau melukis. Contoh ruang nyata tiga dimensi adalah taman, arsitektur, interior,  patung,  dan  sebagainya.  Ruang  gambar  atau  ruang maya adalah ruang yang digambarkan, yang sifatnya tidak nyata (semu). Ruang ini dikatakan semu karena hanya dipersepsikan berdasarkan  penglihatan.  Contoh  ruang  gambar  atau  ruang maya dapat dilihat pada gambar berikut ini.

a                                                                                                                    b

Gbr.20 (a,b): Ruang maya dalam bidang dua dimensi

5. Struktur

Struktur adalah susunan atau hasil pengorganisasian unsur- unsur dasar (fisik) yang melahirkan wujud baru yang disebut karya seni. Struktur suatu karya seni adalah aspek yang menyangkut keseluruhan karya seni itu yang menunjukkan adanya hubungan tertentu antara unsur-unsur yang tersusun itu. Jadi, struktur adalah unsur yang tidak bisa berdiri sendiri seperti  unsur  fisik  lainnya  karena  ia  terbentuk  dari  susunan yang menunjukkan hubungan antara unsur fisik yang satu dengan unsur fisik lainnya melalui pengorganisasian yang menerapkan prinsip-prinsip dasar penyusunan.

B.   UNSUR NON FISIK

Unsur nonfisik yang dimaksudkan di sini adalah isi atau makna yang terkandung pada karya seni yang disajikan kepada pengamat. Unsur ini tidak dapat diidentifikasi seperti halnya unsur fisik, namun dapat dirasakan keberadaannya karena hadir

bersamaan dengan tersusunnya unsur fisik yang menyebabkan wujud susunan itu disebut karya seni. Unsur non fisik tersebut biasa pula disebut “bobot”. Bobot pada karya seni ada yang dapat ditangkap secara langsung melalui pancaindera dan ada pula tidak dapat secara langsung, melainkan harus melalui penjelasan dari senimannya atau dengan membaca judulnya.

Djelantik (1999: 52) mengungkapkan bahwa, bobot dalam kesenian pada umumnya dapat diamati sedikitnya pada tiga hal, yakni suasana, gagasan atau ide, dan ibarat atau anjuran.

Suasana adalah kesan yang ditimbulkan oleh sebuah karya pada saat diamati berkat hasil dari pengorganisasian unsur-unsur fisik (struktur) serta image visual yang ditampilkan. Pada karya seni rupa, suasana terjadi misalnya pada saat kita mengamati objek yang  digambarkan  kemudian  emosi  kita  terbawa  ke  dalam situasi yang digambarkan itu (empati). Pada saat emosi kita terbawa, muncul misalnya perasaan ngeri, takut, prihatin, kagum, terpesona, erotis, tenang, dan sebagainya. Contoh karya seni rupa yang menunjukkan suasana dengan jelas dapat dilihat
pada gambar berikut ini.

Gbr.21: Suasana kehidupan keras pemecah batu
(Lukisan karya Gustave Curbert)

Gbr.22: Suasana erotis dalam alam mimpi
(Lukisan karya Salvador Dali)

Gagasan atau ide, yaitu hasil pemikiran atau konsep, pendapat, atau pandangan tentang sesuatu. Pada karya seni, sesederhana apapun wujudnya pastilah mengandung gagasan atau ide. Misalnya gagasan untuk menampilkan suatu cerita pada sebuah karya seni, sesungguhnya karya seni tersebut tidaklah sekadar mementingkan ceritanya, tetapi juga bobot atau makna dari cerita itu.

Ibarat atau anjuran, yaitu pesan, ajakan, atau propaganda kepada pengamat atau khalayak. Pada karya seni, terutama seni iklan, bobot berupa ibarat atau anjuran merupakan faktor penting yang harus dimiliki. Bobot seni iklan seperti itu sangat mudah kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, baik yang berdiri sendiri seperti poster, billboard, maupun yang ditampilakan melalui media massa seperti di surat kabar, majalah, atau televisi. Contoh karya seni rupa berupa iklan yang menunjukkan ibarat atau anjuran dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.

a. Propaganda kekuatan produk jam tangan

Gbr.23 (a, b): Propaganda pada karya deasain iklan yang
menunjukkan unsur bobot

b. Propaganda kecepatan
Speedy mengakses


Tidak ada komentar:

Posting Komentar